Gerakan Pengendalian Tikus di Kecamatan Bandongan


Created At : 2015-03-30 04:02:55 Oleh : Berita / Artikel Dibaca : 298
Tikus merupakan hama yang selalu dapat ditemui ketika musim tanam bahkan di saat bero hama tikus masih dapat ditemukan di lahan usahatani. Bero merupakan masa dimana tidak ada tanaman pokok yang ditanam (masa vakum lahan pertanian).  Kecamatan Bandongan merupakan wilayah dengan Serangan hama tikus tinggi, hal tersebut terjadi karena wilayah ini merupakan daerah aliran sungai dengan topografi berbukit-bukit dan terdapat banyak semak belukar. Faktor lain yang menyebabkan maraknya serangan hewan pengerat ini adalah pilihan pola tanam padi – padi – padi dan kegiatan gerakan pengendalian yang belum berjalan sesuai dengan anjuran.

Pada awalnya, gerakan pengendalian tikus tidak dapat berjalan optimal dikarenakan beberapa faktor diantaranya :
1. Bertani bukan merupakan pekerjaan pokok dari sebagian warga di Bandongan, namun sebagai sambilan
2. Keterlibatan anggota keluarga tani yang lain kurang (peran kepala keluarga yang terbesar)
3. Budaya “ angger wis tandur ayem “ tetapi tidak diikuti dengan tindakan yang lain (terbatas pada kegiatan pengendalian gulma dan pemupukan)
4. Pengaruh dari tokoh agama dan tokoh masyarakat 
5. Jika tidak ada gigitan maka tidak perlu ada gerakan pengendalian
6. Gerakan pengendalian yang hanya bersifat sporadic dan tidak terjadwal dengan baik
7. Kesadaran melakukan pengendalian masih sangat kurang

BPPK Bandongan sebagai Balai Pendampingan Pertanian di Kecamatan berupaya untuk memerangi serangan tikus dengan menumbuhkan komitmen warga untuk secara bergotong royong melakukan pemberantasan hama padi.  Seiring dengan upaya yang telah dilakukan, maka kesadaran beberapa kelompok tani mulai tumbuh untuk ikut dalam gerakan tersebut dan dibuktikan dengan mulai berkurangnya jumlah tikus pasca grebegan.

Dalam gerakan tersebut diperlukan beberapa peralatan seperti emposan Tiran SP.  Emposan adalah tindakan pengasapan yang menggunakan bahan-bahan dasar belerang dipergunakan untuk mematikan hama tikus. Bahkan beberapa kelompok mandiri telah berhasil membuat emposan dengan ramuan sendiri dan sudah dibuktikan efektifitasnya.  Strategi lain yang digunakan untuk mengendalikan serangan tikus ini adalah melalui perburuan musuh alami tikus.  Tyto Alba sebagai salah satu jenis burung hantu yang dikenal sebagai salah satu musuh tikus dalam rantai makanan.  Oleh sebab itu, pengembangbiakan Tyto Alba juga mulai digalakkan dengan pemasangan rubuha. Rubuha adalah Rumah Burung Hantu. Pemasangan rubuha mulai menampakan hasil dengan ditempatinya rubuha sebagai sarang Tyto Alba. Diharapkan gerakan pengembangan Tyto Alba mendapat dukungan dari masyarakat agar dapat membantu petani menjaga tanaman pertanian dari serangan tikus.  Ke depan diharapkan peran tokoh masyarakat / pemerintahan desa dan tokoh agama bisa ikut mendorong rutinitas gerakan pemberantasan tikus baik itu di masa bero, vegetatif maupun generatif. Demikian juga dengan kesadaran menjaga lingkungan ekosystem lahan usahatani ditandai dengan pengurangan semak belukar, sanitasi lahan yang berkelanjutan dan berkurangnya perburuan musuh alami (predator) tikus. 

GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara